Sabtu, 27 Juli 2013
Jumat, 26 Juli 2013
Novel Sempurna by Nonier
Judul : Sempurna
Penulis : Nonier
Penerbit : Gagas Media
Tanggal terbit : 4 Mei 2012
Halaman : 332 halaman
Aku tak akan membiarkan diriku jatuh cinta pada seseorang yang tak bisa kumiliki...
Kau adalah musuh bagi hatiku. Yang membuat aku waspada dan aku buru-buru membentengi diri agar tak terpikat oleh pesonamu. Tapi, kau terus memaksa masuk. Seperti kuda Troya, kau sukses menyelusup ke relung hatiku. Aku memang bertekad menjauhimu, tetapi jantungku ternyata tak cukup kuat untuk membendung setiap debaran yang tercipta karena dirimu.
Aku tau akan menyesali semuanya, tetapi tak ada yang bisa ku lakukan... Aku terlanjur menerjunkan diri ke dalam api cintamu. Terbakar bersama cinta yang kelak juga akan membumihanguskan kebahagiaanku. Aku nekat mengambil risiko terluka lagi... dan kal ini karenamu.
Penulis : Nonier
Penerbit : Gagas Media
Tanggal terbit : 4 Mei 2012
Halaman : 332 halaman
Aku tak akan membiarkan diriku jatuh cinta pada seseorang yang tak bisa kumiliki...
Kau adalah musuh bagi hatiku. Yang membuat aku waspada dan aku buru-buru membentengi diri agar tak terpikat oleh pesonamu. Tapi, kau terus memaksa masuk. Seperti kuda Troya, kau sukses menyelusup ke relung hatiku. Aku memang bertekad menjauhimu, tetapi jantungku ternyata tak cukup kuat untuk membendung setiap debaran yang tercipta karena dirimu.
Aku tau akan menyesali semuanya, tetapi tak ada yang bisa ku lakukan... Aku terlanjur menerjunkan diri ke dalam api cintamu. Terbakar bersama cinta yang kelak juga akan membumihanguskan kebahagiaanku. Aku nekat mengambil risiko terluka lagi... dan kal ini karenamu.
Kamis, 25 Juli 2013
Bukan tentang sore yang baik-baik saja
Senjaku tak bisa menjadi jingga. Ada pilu yang diam-diam menyelinap malu
Mengapa masih saja berusaha mengeja sesuatu yang pasti tak bisa terbaca
Merintih tertatih, pikirku kacau meracau ,,,,
Bukan lagi tentang bau tanah yang pernah kuceritakan, ah, ini hanya rindu
habis malam ini, semua akan baik baik saja ^_
#hujan deras
Senjaku tak bisa menjadi jingga. Ada pilu yang diam-diam menyelinap malu
Mengapa masih saja berusaha mengeja sesuatu yang pasti tak bisa terbaca
Merintih tertatih, pikirku kacau meracau ,,,,
Bukan lagi tentang bau tanah yang pernah kuceritakan, ah, ini hanya rindu
habis malam ini, semua akan baik baik saja ^_
#hujan deras
Selasa, 23 Juli 2013
Hujan Kepagian
sudah
lama aku menyulam khayal pada tirai hujan menata wajahmu keping demi
keping dengan perekat kenangan di tiap sisinya lalu saat semuanya
menjelma sempurna akan kubingkai lukisan itu dalam setiap lelah rindu
yang kupelihara sejak dulu “cinta selalu menjaga rahasia pada langit pun
pada hujan” katamu lirih terbatabata dan seketika linangan airmataku
menjelma aliran sungai deras menuju hulu dimana setiap impian dan
harapan kita karam disana/
sudah lama aku mengukir sosokmu pada gerimis memastikan setiap serpih mimpiku untuk membangun istana cinta dapat menjadi nyata tapi semuanya segera sirna dan berlalu bersama desir angin di beranda “percayalah! aku ada dinadimu seperti kamu ada didarahku” bisikmu pelan ketika bayangmu perlahan memudar dibalik rinai hujan/
sepasang camar seketika menghampiriku: yang satu menjabat tanganku lalu berkata “selamat menikmati luka” dan satunya lagi sibuk menulis namamu pada serpihan kain kafan!
(Bulukumba 2010)
sudah lama aku mengukir sosokmu pada gerimis memastikan setiap serpih mimpiku untuk membangun istana cinta dapat menjadi nyata tapi semuanya segera sirna dan berlalu bersama desir angin di beranda “percayalah! aku ada dinadimu seperti kamu ada didarahku” bisikmu pelan ketika bayangmu perlahan memudar dibalik rinai hujan/
sepasang camar seketika menghampiriku: yang satu menjabat tanganku lalu berkata “selamat menikmati luka” dan satunya lagi sibuk menulis namamu pada serpihan kain kafan!
(Bulukumba 2010)
Senin, 22 Juli 2013
Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah ~ Quotes
Penulis : Tere Liye
Tebal : 512 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
“Kalian tahu, cinta sejati laksana sungai besar. Mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti, semakin lama semakin besar sungainya, karena semakin lama semakin banyak anak sungai perasaan yang bertemu.Cinta sejati adalah perjalanan.Cinta sejati tidak pernah memiliki ujung,tujuan,apalagi hanya sekedar muara.
“Kalian tahu, cinta sejati laksana sungai besar. Mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti, semakin lama semakin besar sungainya, karena semakin lama semakin banyak anak sungai perasaan yang bertemu.Cinta sejati adalah perjalanan.Cinta sejati tidak pernah memiliki ujung,tujuan,apalagi hanya sekedar muara.
Air di laut akan menguap,menjadi hujan turun di gunung-gunung
tinggi,kembali menjadi ribuan anak sungai perasaan , lantas menyatu
menjadi Kapuas. Itu siklus tak pernah berhenti ,begitu pula cinta.
Nah,siklus sungai Kapuas ini jauh lebih abadi dibanding cinta gombal
manusia. Beribu tahun tetap ada disini,meski airnya semakin keruh.
Sedangkan cinta gombal kita? Jangan bilang kematian ,bahkan jarak dan
waktu sudah bisa memutusnya . ”-PakTua- -168-
"bayangkan, setiap hari ada berapa orang yang jatuh cinta dan patah hati? Menurut orang tua ini, setidaknya setiap detik ada tiga orang yang jatuh cinta, tiga orang pula yang patah hati. Dengan demikian, satu jam berarti ada sepuluh ribu, satu hari berarti dua ratus ribu pasangan yang jatuh cinta dan patah hati. Bukan main, Borno. Karena kau bisa jatuh hati serta patah hati berkali-kali, tidak macam mati atau lahir yang cuma sekali seumur hidup, jangan-jangan angkanya lebih banyak lagi. Jangan-jangan setiap hari ada seperempat juta manusia yang jatuh cinta sekaligus patah hati. Kaubayangkan, banyak sekali. Ramai sudah langit-langit bumi dengan kalimat ‘aku cinta kau’ atau ‘aku sayang kau’ atau sebaliknya ‘cukup sampai di sini, kita berpisah’. Seperti empat juta manusia setiap hari, Borno. Bayangkan.” -Pak Tua-
"bayangkan, setiap hari ada berapa orang yang jatuh cinta dan patah hati? Menurut orang tua ini, setidaknya setiap detik ada tiga orang yang jatuh cinta, tiga orang pula yang patah hati. Dengan demikian, satu jam berarti ada sepuluh ribu, satu hari berarti dua ratus ribu pasangan yang jatuh cinta dan patah hati. Bukan main, Borno. Karena kau bisa jatuh hati serta patah hati berkali-kali, tidak macam mati atau lahir yang cuma sekali seumur hidup, jangan-jangan angkanya lebih banyak lagi. Jangan-jangan setiap hari ada seperempat juta manusia yang jatuh cinta sekaligus patah hati. Kaubayangkan, banyak sekali. Ramai sudah langit-langit bumi dengan kalimat ‘aku cinta kau’ atau ‘aku sayang kau’ atau sebaliknya ‘cukup sampai di sini, kita berpisah’. Seperti empat juta manusia setiap hari, Borno. Bayangkan.” -Pak Tua-
“Kau bolak-balik saja sedikit hati kau. Sedikit saja, dari rasa dipaksa
menjadi sukarela, dari rasa terhina menjadi dibutuhkan, dari rasa
disuruh-suruh menjadi penerimaan. Seketika, wajah kau tak kusut lagi.
Dijamin berhasil.” -Pak Tua-
“Kalian tahu, cinta itu beda-beda tipis dengan musik yang indah. Ya, cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti.” “Walaupun musik usai, hatimu ‘kan slalu menari” -Pak Tua-
“Kau tahu, Andi, dari begitu banyak kalimat bijak tentang cinta yang kaucatat berbulan-bulan ini, untuk orang seperti kau, cukup camkan saja kalimat yang satu ini, sisanya lupakan. Camkan cinta adalah perbuatan. Nah, dengan demikian, ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikit pun rasa cinta, Andi. Tetapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi.” -Pak Tua-
“Kau tahu, Borno, untuk orang setua kami, boleh jadi pertemuan tadi adalah pertemuan terakhir . Besok lusa, yang terdengar kabar adalah kepergian untuk selamanya.” -Pak Tua-
“Cinta sejati selalu menemukan jalan, Borno. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan.” -Pak Tua-
“Nah, akhirnya kau bertanya, Borno. Banyak orang yang kadang lupa bertanya muasal uang kalau dia terlanjur menikmatinya. Anak lupa bertanya kepada bapak, istri lupa bertanya kepada suami. Tenang, Borno, semua halal. Kau jangan meremehkan orang tua ini. Mentang-mentang rumahnya kayu, bajunya lusuh, berarti dia miskin papa. Enak saja. Anggap saja orang tua ini pandai menabung saat masih muda. Jadi masa tuanya tidak perlu bergantung pada siapapun, apalagi sampai terlantar dan terhina.” -Pak Tua-
“Kau lupa, Borno. Kalau hati kau sedang banyak pikiran, gelisah, kau selalu punya teman dekat. Mereka bisa jadi penghiburan, bukan malah sebaliknya kau abaikan. Nah, itulah tips terhebatnya. Habiskan masa-masa sulit kau dengan teman terbaik, maka semua akan terasa lebih ringan.” -Pak Tua-
“Camkan ini, anakku. Ketika situasi memburuk, ketika semua terasa berat dan membebani, jangan pernah merusak diri sendiri. Orang tua ini tahu persis. Boleh jadi ketika seseorang yang kita sayangi pergi, maka separuh hati kita seolah tercabik ikut pergi. Kautanyakan pada ibu kau, itulah yang dia rasakan saat bapak kau dibelah dadanya, diambil jantungnya dan pergi selamanya. Tapi kau masih memiliki separuh hati yang tersisa, bukan? Maka jangan ikut merusaknya pula. Itulah yang kau punya sekarang.” -Pak Tua-
“Sudahlah, mari kita habiskan teh saja, Borno. Urusan perasaan bisa menunggu kapan-kapan, tapi urusan teh, tidak bisa. Sebentar lagi dingin, terlanjur tidak nikmat. Kau tahu, terkadang orang-orang bernasib sama seperti kau ini bahkan tidak mengerti kalimatku tadi.” -Pak Tua-
“Kalian tahu, cinta itu beda-beda tipis dengan musik yang indah. Ya, cinta itu macam musik yang indah. Bedanya, cinta sejati akan membuatmu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti.” “Walaupun musik usai, hatimu ‘kan slalu menari” -Pak Tua-
“Kau tahu, Andi, dari begitu banyak kalimat bijak tentang cinta yang kaucatat berbulan-bulan ini, untuk orang seperti kau, cukup camkan saja kalimat yang satu ini, sisanya lupakan. Camkan cinta adalah perbuatan. Nah, dengan demikian, ingat baik-baik, kau selalu bisa memberi tanpa sedikit pun rasa cinta, Andi. Tetapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi.” -Pak Tua-
“Kau tahu, Borno, untuk orang setua kami, boleh jadi pertemuan tadi adalah pertemuan terakhir . Besok lusa, yang terdengar kabar adalah kepergian untuk selamanya.” -Pak Tua-
“Cinta sejati selalu menemukan jalan, Borno. Ada saja kebetulan, nasib, takdir, atau apalah sebutannya. Tapi sayangnya, orang-orang yang mengaku sedang dirundung cinta justru sebaliknya, selalu memaksakan jalan cerita, khawatir, cemas, serta berbagai perangai norak lainnya. Tidak usahlah kau gulana, wajah kusut. Jika berjodoh, Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan baiknya. Kebetulan yang menakjubkan.” -Pak Tua-
“Nah, akhirnya kau bertanya, Borno. Banyak orang yang kadang lupa bertanya muasal uang kalau dia terlanjur menikmatinya. Anak lupa bertanya kepada bapak, istri lupa bertanya kepada suami. Tenang, Borno, semua halal. Kau jangan meremehkan orang tua ini. Mentang-mentang rumahnya kayu, bajunya lusuh, berarti dia miskin papa. Enak saja. Anggap saja orang tua ini pandai menabung saat masih muda. Jadi masa tuanya tidak perlu bergantung pada siapapun, apalagi sampai terlantar dan terhina.” -Pak Tua-
“Kau lupa, Borno. Kalau hati kau sedang banyak pikiran, gelisah, kau selalu punya teman dekat. Mereka bisa jadi penghiburan, bukan malah sebaliknya kau abaikan. Nah, itulah tips terhebatnya. Habiskan masa-masa sulit kau dengan teman terbaik, maka semua akan terasa lebih ringan.” -Pak Tua-
“Camkan ini, anakku. Ketika situasi memburuk, ketika semua terasa berat dan membebani, jangan pernah merusak diri sendiri. Orang tua ini tahu persis. Boleh jadi ketika seseorang yang kita sayangi pergi, maka separuh hati kita seolah tercabik ikut pergi. Kautanyakan pada ibu kau, itulah yang dia rasakan saat bapak kau dibelah dadanya, diambil jantungnya dan pergi selamanya. Tapi kau masih memiliki separuh hati yang tersisa, bukan? Maka jangan ikut merusaknya pula. Itulah yang kau punya sekarang.” -Pak Tua-
“Sudahlah, mari kita habiskan teh saja, Borno. Urusan perasaan bisa menunggu kapan-kapan, tapi urusan teh, tidak bisa. Sebentar lagi dingin, terlanjur tidak nikmat. Kau tahu, terkadang orang-orang bernasib sama seperti kau ini bahkan tidak mengerti kalimatku tadi.” -Pak Tua-
“Separuh hatiku kuyu mengakui, bagaimana aku mengusirnya jauh-jauh?
Perasaan itu mekar begitu saja di hati, tidak kusemai bibitnya.”
-Borno-
“Amboi, kalian tahu? Rasa sedih melihat teman baik menangis ternyata
bisa berubah menjadi semangat menggebu tiada tara. Rasa pilu melihat
teman baik teraniaya, bahkan konon bisa mengubah seorang pengecut
menjadi panglima perang.” -Borno-
sumber gambar : renijudhanto.blogspot.com
“Jangan sekali-kali kaubiarkan prasangka jelak, negatif, buruk, apalah
namanya itu muncul di hati kau. Dalam urusan ini, selalulah berprasangka
positif. Selalulah berharap yang terbaik. Karena dengan berprasangka
baik saja, hati kau masih ketar-ketir memendam duga, menyusun harap,
apalagi dengan prasangka negatif, tambah kusut lagi perasaan kau. Aku
tahu kau kecewa, Borno, tetapi jangan biarkan terlalu. Aku tahu kau
sedih, tapi jangan biarkan menganga dalam. Esok lusa boleh jadi ada
penjelasan yang lebih baik. Bersabarlah, kau paham?”
~ o ~
Jumat, 19 Juli 2013
Ending Virus Merah Jambu
Jika kamu pernah mengenal seorang akhwat dan berkomunikasi intensif
dengannya (yang tidak dibenarkan syar'i) dan tiba-tiba akhwat tersebut
menghilang darimu tanpa engkau pernah tau alasannya (seperti nomor HP
diganti, akun facebook diblokir, dsb) ketahuilah bahwa dia memiliki
perasaan kepadamu.
Dia melakukan hal itu semua saat ia tersadar bahwa engkau tidak halal baginya.
Mungkin bagimu ini terlalu ekstrim,
namun perasaan yang besar membutuhkan penangkal yang besar pula..
Ketahuilah semua tindakan yang ia lakukan adalah hasil pertarungannya dengan perasaan ia sendiri.
Semua ia lakukan semata-mata untuk keridhoan Rabbnya..
Tidak mudah memang menjadi akhwat yg tegas dalam masalah ini..
Terkadang seorang akhwat ketika sadar ia enggan untuk menyudahi semua karena alasan 'tidak enak hati'.
Biasa, wanita memang selalu main perasaan..
Biasanya akhwat yang pernah mengalami ini akan lebih suka disudahi daripada menyudahi.
Karena menyudahi mengharuskan ia berperan sebagai pelaku aktif,
sedangkan disudahi ia hanya berperan sebagai objek.
Lagi-lagi karena 'tidak enak hati'
Walau perih diawal, sejatinya ia akan menerima
bahwa tindakanmu benar 100%
dan ia akan bangga kepadamu atas tindakanmu..
*komentar dari sebuah artikel di blog teman :-)
Posted by Mega Aprilia~princess of heaven
Dia melakukan hal itu semua saat ia tersadar bahwa engkau tidak halal baginya.
Mungkin bagimu ini terlalu ekstrim,
namun perasaan yang besar membutuhkan penangkal yang besar pula..
Ketahuilah semua tindakan yang ia lakukan adalah hasil pertarungannya dengan perasaan ia sendiri.
Semua ia lakukan semata-mata untuk keridhoan Rabbnya..
Tidak mudah memang menjadi akhwat yg tegas dalam masalah ini..
Terkadang seorang akhwat ketika sadar ia enggan untuk menyudahi semua karena alasan 'tidak enak hati'.
Biasa, wanita memang selalu main perasaan..
Biasanya akhwat yang pernah mengalami ini akan lebih suka disudahi daripada menyudahi.
Karena menyudahi mengharuskan ia berperan sebagai pelaku aktif,
sedangkan disudahi ia hanya berperan sebagai objek.
Lagi-lagi karena 'tidak enak hati'
Walau perih diawal, sejatinya ia akan menerima
bahwa tindakanmu benar 100%
dan ia akan bangga kepadamu atas tindakanmu..
*komentar dari sebuah artikel di blog teman :-)
Posted by Mega Aprilia~princess of heaven
Hujan dan Teduh
Kepadamu, aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak
dipenuhi ragu.
Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka. Dan, kebersamaan cuma memperbanyak ruang tertutup.
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanmu dan jalanku. Meski, diam-diam, aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.
Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkah kau mendengar kisah mereka? Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan. Seperti itulah cinta kita. Seperti menebak langit abu-abu.
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan....
Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka. Dan, kebersamaan cuma memperbanyak ruang tertutup.
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanmu dan jalanku. Meski, diam-diam, aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.
Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkah kau mendengar kisah mereka? Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan. Seperti itulah cinta kita. Seperti menebak langit abu-abu.
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan....
Wulan Dewatra
256 pages
Gagas Media, 2012 (cetakan ketujuh)
Catatan Kecil Panitia Brutal
Cerita Bulan Juni
aku sudah pernah bilang itu seingatku,
jangan sekalipun kamu menitipkan hati, siapapun itu. karna saat kamu pergi, kamu tak akan pernah bisa mengambilnya kembali. kamu akan tetap pergi, dan saat itulah kamu akan sadar, sadar kalau kepergianmu tak pernah bisa membawa hati yang utuh kembali. iya, itu kata-kata yang pernah ku bilang dulu, jauh hari sebelum kau tergila-gila padanya. kamu tetap akan pergi, dan itu yang namanya LUKA.
jangan sekalipun kamu menitipkan hati, siapapun itu. karna saat kamu pergi, kamu tak akan pernah bisa mengambilnya kembali. kamu akan tetap pergi, dan saat itulah kamu akan sadar, sadar kalau kepergianmu tak pernah bisa membawa hati yang utuh kembali. iya, itu kata-kata yang pernah ku bilang dulu, jauh hari sebelum kau tergila-gila padanya. kamu tetap akan pergi, dan itu yang namanya LUKA.
Langganan:
Postingan (Atom)